16 September 2009

Cairan Sebelum Ejakulasi Bisa Menyebabkan Hamil

Banyak penanya di rubrik konsultasi yang khawatir akan hamil saat melakukan coitus interuptus (melakukan hubungan seksual dengan sperma dikeluarkan di luar vagina). Sebenarnya, apakah cairan mani sebelum ejakulasi bisa menyebabkan kehamilan?

Menurut Roger W.Harms, M.D, penulis buku Mayo Clinic Guide to a Healthy Pregnancy, cairan yang dikeluarkan penis sebelum ejakulasi sangat mungkin mengandung sperma, karenanya tetap bisa menyebabkan kehamilan.

Menarik penis dari vagina sebelum ejakulasi merupakan salah satu bentuk kontrasepsi yang paling kuno. Diperkirakan empat persen orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan coitus interuptus untuk mengontrol kehamilan. Tetapi, angka kegagalannya sangat tinggi. Setiap tahunnya, sekitar 27 persen wanita yang memakai metode tersebut hamil.

sumber:kompas.com

Sayangi Pasangan Dengan Foreplay

Mayoritas pria berpendapat, mereka belum melakukan hubungan seks bila tidak terjadi penetrasi penis ke vagina. Tak heran bila kebanyakan pria selalu ingin menuju "menu utama" dan melupakan "appetizer", bahkan meski mereka tahu foreplay adalah hal yang wanita inginkan.

Menurut psikiater, Mark Epstein, MD, kebanyakan pria masih takut pada tubuh wanita. "Tak semua pria berani mengeksplorasi seksualitas perempuan karena hal itu adalah sesuatu yang sempurna," kata penulis buku Open to Desire: Embracing a Lust for Life.

Selain itu, Epstein berpendapat, ada alasan lain yang menyebabkan banyak pria melewati sesi foreplay sebelum bercinta. "Kebanyakan pria takut kehilangan ereksinya," kata dia. Ketakutan akan "yunior" yang tiba-tiba melempem kembali begitu mendominasi isi kepala pria saat bercinta.

"Bila pria sudah ketakutan ereksinya hilang, mereka jadi malas melakukan foreplay atau melakukannya secara singkat karena ingin menuju permainan utama," kata Louanne Cole Weston, PhD, terapis seks dan konsultan perkawinan dari California, AS.

Para pria tersebut, menurut Weston, menganggap hubungan seksual seperti sebuah pertandingan yang dinilai dari tingkat kekerasan ereksi dan durasinya. "Padahal, bila seorang pria mampu membuat pasangannya merasa diinginkan dan dicintai dengan tulus, ia tak akan peduli pada seberapa keras ereksi Anda," tuturnya.

Sebenarnya tak sulit untuk memancing gairah seksual wanita sekaligus membuatnya merasa dicintai. Sentuhan kecil nan menggoda disertai pujian manis (misalnya mencium lehernya sambil mengatakan betapa Anda bangga punya istri secantik dirinya) akan membuat hatinya hangat dan merasakan kedekatan yang sangat personal.

"Undangan cinta" untuk pasangan juga bisa dilakukan sambil menstimulasi titik-titik peka di tubuhnya. Cara terbaik untuk menikmati momen foreplay adalah dengan membiarkannya semua berlangsung secara alami. Berkonsentrasilah saat menyentuh pasangan. Memasang target harus bisa membuat pasangan orgasme berganda atau target bercinta sekian menit hanya akan mengacaukan konsentrasi.

"Beberapa menit ekstra untuk menyenangkan pasangan adalah nilai plus bagi pria. Lupakan dulu adegan quickie seks seperti di film, memang terlihat menggairahkan, tapi seks terburu-buru justru membuat wanita frustasi," kata Weston.

sumber:kesehatan.kompas.com

12 September 2009

Tanda Tanda Pria Mengidap Kecanduan Seks

Halle Berry dan Tea Leoni pasti pernah merasakan sulitnya mendampingi pasangan yang mengalami kecanduan seks. Halle pernah bertahan dalam pernikahannya dengan penyanyi Eric Bennet, sebelum akhirnya menyerah dan memilih bercerai. Sedangkan Tea Leoni juga tak sanggup lagi melihat hobi suaminya, David Duchovny, mem-browsing internet porn, dan memutuskan berpisah. Dua suami mereka hanyalah contoh dari beberapa selebriti yang mengaku menderita sex addict. Charlie Sheen bahkan mengaku sudah berhubungan seks dengan 5.000 wanita!

Ada perbedaan besar antara seseorang yang melakukan hubungan seksual karena berselingkuh, dan yang memang mengidap kecanduan seks. Seseorang yang kecanduan seks sebenarnya mengidap perilaku seksual obsessive-compulsive. Hal ini menyebabkan stres pada dirinya dan keluarganya, karena mereka tidak sanggup mengontrol perilaku individu ini. Pengidap kecanduan seks karena perilaku seksual yang menyimpang ini membutuhkan bantuan psikologis untuk menanganinya.

Kecanduan seks juga tak hanya dialami pria. Wanita pun bisa mengalaminya, meskipun jumlahnya tak begitu banyak (penyanyi Amy Winehouse adalah salah satunya). Wanita lebih cenderung mengalami kecanduan cinta, dimana mereka sangat membutuhkan perhatian dan dipuja. Sebagian dari wanita yang mengidap perilaku ini merasa mereka hanya dihargai karena tubuh mereka, oleh karena itu mereka menggunakan kemolekan tubuh untuk menarik perhatian atau mendapatkan cinta dari pria.

Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang mengalami kecanduan seks?

1. Tidak menikmati sesi bercinta yang normal
Seorang pria akan selalu komplain tentang kurangnya variasi dalam bercinta dengan pasangannya. Sesi bercinta yang lazim dilakukan rata-rata pasangan tidak membuatnya puas. Ia menginginkan gerakan-gerakan yang dilakukan bintang porno kelas hard core. Ia terpaku pada angka-angka, seperti berapa kali posisi seks yang pernah dilakukan, atau berapa kali ia ingin mencapai orgasme dalam semalam.

2. Menjalani dua kehidupan
Apakah Anda pernah meragukan apakah si dia memiliki hubungan dengan orang lain hanya untuk mendapatkan kesenangan seksual? Apakah Anda merasa ia tidak jujur terhadap Anda? Meskipun Anda sudah berulangkali mengajaknya berbicara, ia masih tak dapat mengontrol dirinya?

3. Terus-menerus mencari hal-hal seksual
Pria yang sering menonton film, majalah, atau bacaan porno, masih dapat dikatakan normal. Namun bila hal-hal tersebut menjadi satu-satunya perhatiannya, bahkan pada waktu atau tempat yang tidak memungkinkan, inilah yang perlu diwaspadai. Jika history pada browser internetnya hanya menampilkan situs-situs porno, dan inbox email-nya dipenuhi dengan undangan untuk bergabung situs-situs porno tersebut, lebih baik Anda hati-hati.

4. Hanya seks dalam pikirannya
Dalam dorongan seksualnya yang tak tertahankan, atau hubungan cintanya, ia mengabaikan tanggung jawab spiritual, profesional, maupun sosialnya. Bahkan ketakutan yang ekstrim akan penularan penyakit menular seksual (PMS) tidak membuatnya kesulitan dalam petualangan seksualnya.

5. Sering menjauhkan diri
Ketika ingin berhubungan seksual, ia begitu mendambakan sesi yang hebat. Namun usai bercinta dengan pasangannya, ia akan dilanda rasa bersalah karena telah terlibat secara fisik dengan wanita. Ia pun akan segera menjauhkan diri, karena khawatir dengan dorongan yang terus berulang, yang tak mampu diatasinya.

6. Tidak peduli akan terjegal masalah hukum
Pecandu seks akan mengambil risiko apa pun untuk menikmati kesenangan seksual. Namun, seperti saat kecanduan apa saja, semakin banyak yang didapatkan, semakin banyak ia membutuhkannya. Ia akan melakukan phone sex, melakukan hubungan dengan PSK, voyeurisme, atau eksibionisme. Seorang sex addict sadar bahwa tindakannya melanggar kesusilaan, namun dorongan untuk seks membuatnya mengabaikan kekhawatiran itu.

7. Makin lama makin sulit dikendalikan
Jika seorang wanita telah melihat sebagian ciri di atas, dan pria pasangannya ini terus dipenuhi perasaan bersalah, malu, bahkan menyesal, muncul keinginan untuk bunuh diri, sadarilah bahwa hal ini hanya disebabkan karena ia tidak dapat menghentikan dirinya melakukan sesuatu yang buruk. Tak hanya untuk dirinya, tetapi juga pasangannya.

Ketika sudah tertangkap basah, atau ketika kecanduannya membuat mereka tidak mungkin beraktivitas, seorang pecandu seks akan mulai mencari bantuan. Seringkali mereka harus masuk pusat rehabilitasi sehingga bisa keluar dari lingkungan dan kebiasaan normalnya.

sumber:kompas.com

07 September 2009

Sembilan Mitos Malam Pertama

Malam pertama bagi pasangan suami istri adalah malam yang mendebarkan. Apalagi jika pernikahan melalui perjodohan dan tidak melalui tahap berpacaran. Beberapa pasangan muda mengaku canggung dan malu di malam pertama mereka.

Tetapi bagi pasangan lain, mengaku sulit bermesraan di malam pertama karena kelelahan setelah melalui proses pernikahan. Beberapa pasangan mengaku langsung tertidur tanpa bermesraan layaknya suami istri di malam pertama.

Dibawah ini, adalah beberapa mitos malam pertama yang banyak beredar di masyarakat:

Mitos 1 : Selalu menyakitkan.
Anggapan ini salah. Berhubungan seks pertama kali tidak selalu menyakitkan. Kekhawatiran banyak wanita di malam pertama adalah kuatir vagina mereka tidak bisa menampung penis yang berukuran besar ketika ereksi.

Rasa sakit ketika berhubungan biasanya terjadi karena secara seksual si wanita belum siap dan vagina masih terlalu kencang untuk menerima penetrasi. Solusi terbaik adalah dengan melakukan foreplay terlebih dahulu agar wanita menjadi rileks dan teransang sehingga vagina menjadi lebih bisa menerima penetrasi.

2. Mitos: Penentu Keberhasilan.
Malam Pertama dianggap sebagai penentu keberhasilan berhubungan seks di malam berikutnya. Seringkali kegagalan di malam pertama menyebabkan kekuatiran akan gagal di malam berikutnya.

Ejakulasi dini atau rasa sakit pada wanita akan terbayang di malam-malam berikutnya. Pengalaman buruk di malam pertama memang mempengaruhi perasaan saat akan melakukan hubunga seks lagi tetapi malam pertama bukanlah penentu keberhasilan hubungan seks di malam selanjutnya.

3. Mitos: Ejakulasi Dini selalu terjadi saat Malam Pertama.
Ejakulasi dini adalah masalah seksual pria yang tidak selalu terjadi di malam pertama. Ejakulasi dini terjadi jika gairah seks terlalu tinggi dan sulit di kontrol.

Beberapa orang beranggapan bahwa ejakulasi dini biasa terjadi di malam pertama tetapi malam pertama bukan penyebab terjadinya ejakulasi dini.

4. Mitos: Sehebat adegan film biru.
Banyak orang yang beranggapan bahwa berhubungan di malam pertama akan sehebat adegan di dalam film porno. Anggapan ini salah.

Bahkan tidak dianjurkan menjadikan adegan film porno sebagai acuan keberhasilan hubungan seks, sebab di film tersebut tidak runut dan banyak terjadi pemotongan-pemotongan gambar.

5. Mitos: Penis besar, istri puas.
Banyak orang beranggapan bahwa ukuran mempengaruhi kepuasan istri. Dan tidak sedikit suami yang khawatir di malam pertamanya ketika melihat ukuran penisnya yang kecil.

Fakta: Pada dasarnya bukan penis yang bisa memuaskan pasangan. Melainkan, kekerasan penis itu sendiri. Bila penis besar tetapi tidak bisa melakukan hubungan seks dengan baik, bukan tak mungkin justru ejakulasi dini terjadi.

6. Mitos: Selalu nikmat.
Banyak orang beranggapan bahwa seks itu nikmat sehingga saat malam pertama pasti akan dilewati dengan perasaan yang bahagia.

Fakta menyebutkan, tidak sedikit pasangan yang merasa kecewa di malam pertama mereka. Keindahan seks yang mereka bayangkan dikarenakan ketidak pahaman terhadap seksualitas secara benar.

7. Mitos: Darah perawan.
Darah perawan, adalah hal yang ditunggu-tunggu banyak pria di malam pertama mereka. Bila istri tidak mengeluarkan darah dianggap tidak perawan lagi. Mitos ini sangat menyesatkan. Keperawanan tidak ada hubungannya darah yang keluar. Mitos ini membuat banyak wanita menjadi khawatir di malam pertamanya. mereka takut tidak mengeluarkan darah dan takut dianggap tidak perawan lagi.

8. Mitos: Bisa Menyobek selaput dara adalah tanda keberhasilan.
Belum tentu selaput dara bisa sobek dimalam pertama. Menurut Nugroho, justru menyobek selaput dara saat malam pertama merupakan tanda terjadinya kegagalan respon seksual pada istri. Artinya, sebetulnya istri belum terangsang sempurna saat penetrasi terjadi.

9. Mitos: Harus minum obat kuat

Obatan dan ramuan untuk meningkatkan seksualitas tidak direkomendasikan jika tidak diperlukan. Jika di malam pertama, suami sudah menggunakan obat-obatan ini maka bisa dipastikan kalau secara psikologis dia belum siap melakukan hubungan seks di malam pertama.

sumber:konseling.net

Saya Kok Mudah Sekali Terangsang

Dok, saya sedang mempunyai masalah yang sangat pribadi. Kenapa ya, saya mudah terangsang? Kalau tubuh saya disentuh oleh suami atau lawan jenis, saya langsung ser-seran. Selain itu, biasanya, keluar cairan dari vagina dan saya ingin segera melakukan hubungan badan. Gawatnya, ini sering terjadi saat saya sedang di kantor. Bagaimana agar bisa mengontrol rasa terangsang itu?" Demikian surat dari Ana, di Tangerang.

Dr Ferryal Loetan, ASC&T, SpRM, MKes (MMR), konsultan seks dari RS Persahabatan, menganggap masalah Ana ini sesuatu yang normal. "Saya memperkirakan Anda pasti berusia 20 tahun ke atas. Wah, sedang matang-matangnya tuh. Atau masih pengantin baru, mungkin?" kata dr Ferryal, seperti dikutip majalah Sekar.

Perlu diketahui, di usia-usia itu rangsangan seksual yang terjadi memang sedang menggebu-gebunya. Ini adalah hal yang sangat wajar. Sejak usia puber (dari mulai menstruasi sampai usia 18-an) kondisi hormonal Anda sedang menuju tingkat kematangan dan jumlah yang maksimal.

Nah, pada usia Anda sekarang inilah kematangan dan jumlahnya sudah mencapai maksimal. Jadi lagi seru-serunya. Apalagi misalnya Anda baru saja menikah, sehingga baru merasakan suatu rasa yang benar-benar mengasyikkan. Seluruh indera yang ada di tubuh juga menjadi maksimal sehingga mudah sekali terangsang kalau "diusik".

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan tentu saja menghindari rangsangan-rangsangan yang mungkin terjadi. Seperti mendengarkan cerita-cerita yang bisa membangkitkan birahi dan juga senggolan atau sentuhan. Ada teknik lain untuk sedikit mengalihkan hasrat. Buatlah tubuh sedikit capek, misalnya dengan olahraga yang maksimal. Kurangi juga makanan yang bisa memudahkan bangkitnya hasrat seksual seperti cokelat dan lain-lain. Sedangkan saat di rumah bersama suami, nikmati saja fase ini, jangan malah dihindari!

sumber:perempuan.kompas.com




 

Copyright © 2009 by Sex Education